2 Kampung Kehilangan 281 Orang Meninggal Akibat Narkoba

img
Ilustrasi (dok: Thinkstock)
Jakarta, Korban meninggal akibat penyalahgunaan narkoba, baik tertular penyakit maupun karena overdosis terus berjatuhan. Dalam 10 tahun terakhir saja, sedikitnya 281 orang pecandu narkoba di 2 kelurahan di Jakarta Pusat telah meninggal sia-sia.

"Itu hanya di 2 kelurahan saja, Pegangsaan dan Menteng. Datanya dari tahun 2002 sampai 2012," kata Bambang Sutrisno alias Benk Benk, warga Menteng yang juga mantan pecandu, usai diskusi buku Mereka yang Tak Terlihat: Kemiskinan dan Pemberdayaan di Indonesia di Canteen Aksara, Pasific Place, Kamis (8/3/2012).

Menurut Benk Benk, korban-korban meninggal akibat penyalahgunaan Narkoba (Narkotika dan Bahan Berbahaya) atau Napza (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif Lainnya) tersebut usainya sangat beragam. Paling muda 18 tahun, sedangkan yang tertua sekitar 45 tahun.

Tidak semua korban meninggal karena overdosis, sebagian besar justru karena mengalami komplikasi penyakit. Benk Benk tidak menyebut jenis penyakitnya, namun penggunaan jarum suntik secara bergantian di kalangan pecandu Narkoba memang rentan menularkan berbagai kuman penyebab infeksi.

Human Immunodeviciency Virus (HIV) merupakan salah satu kuman yang bisa ditularkan lewat jarum suntik dan sampai sekarang belum ada obat untuk menyembuhkannya. Selain itu, Hepatitis Virus Type-C (HVC) juga juga ditularkan lewat jarum suntik dan sama-sama mematikan.

Benk Benk sendiri yang kini bekerja di Puskemas Menteng sebagai relawan untuk program Layanan Jarum Suntik Steril (LJSS) mengatakan, dirinya pernah terserang TB (tuberculosis) paru saat masih menjadi pecandu. Kuman TB memang tidak menular lewat jarum suntik, namun pemakaian narkoba membuat daya tahan tubuhnya menurun sehingga mudah tertular TB lewat pernapasan.

Salah satu upaya untuk menekan risiko penularan penyakit pada pengguna Narkoba suntik menurut Benk Benk adalah dengan mendistribusikan jarum suntik steril seperti yang dilakukannya dalam program LJSS. Saat ini, Benk Benk mendampingi sekitar 250 pecandu meski yang aktif datang ke puskesmas secara teratur hanya sekitar 40 orang.

Selain LJSS, beberapa Puskemas di Jakarta Pusat antara lain Kemayoran, Senen, Johar Baru dan Gambir juga melayani program substitusi methadon. Melalui program ini, para pecandu yang benar-benar tidak bisa berhenti diarahkan untuk mengganti putaw ilegal dengan metadhon yang khasiatnya sama namun tidak perlu disuntikkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar